Home » Archive for 2014
Ayah Juga Lupa
Dengar
Nak, Ayah mengatakan ini pada saat kau terbaring tidur, sebelah tangan kecil
merayap di bawah pipimu dan rambutmu yang kriting pirang lengket pada dahimu
yang lembap. Ayah menyelinap seorang diri ke kamarmu. Baru beberapa menit yang
lalu, ketika Ayah sedang membaca Koran di ruang perpustakaan, satu sapuan sesal
yang amat dalam menerpa. Dengan perasaan bersalah Ayah datang masuk menghampiri
pembaringanmu.
Stop Mengeluh dan Mengkritik
Saat kita berurusan dengan
manusia, mari kita mengingat bahwa kita tidak sedang berurusan dengan makhluk
logika. Kita sedang berurusan dengan makhluk penuh emosi, makhluk penuh
prasangka dan motivasi rasa bangga dan sombong.
Hal tersebut mengandung
konsekuensi, dalam menjalin hubungan dengan orang lain kita harus menempatkan
orang lain pada tempat yang seharusnya atau pada tempat yang diharapkannya.
Setiap manusia haus akan persetujuan, dan itu sama besarnya dengan ketakutan
kita kepada kritikan.
Kritikan adalah hal yang sia-sia
karena menempatkan seseorang dalam posisi defensive dan biasanya membuat orang
itu berusaha mempertahankan dirinya. Kritikan itu jelas berbahaya, karena
melukai rasa kebanggaan seseorang, melukai rasa pentingnya dan membangkitkan rasa
benci.
Rasa benci yang ditimbulkan
akibat kritik dapat menurunkan semangat kerja pada pegawai, siswa, anggota
keluarga dan kawan-kawan dan tetap tidak memperbaiki situasi yang sudah
dikritik.
Orang besar akan memperlihatkan
kebesarannya dengan cara memperlakukan orang kecil. Allah tidak menghakimi
orang hingga tiba pada akhir jaman dimana hari itu diciptakan sebagai hari
pembalasan, maka jangan mengkritik, mencerca dan mengeluh.
Semua orang bodoh bisa
mengkritik, mencerca dan mengeluh, dan hampir semua orang bodoh melakukannya.
Namun perlu karekter dan kontrol diri untuk mengerti dan memberi maaf.
Anak adalah Miniatur Orang Tua
Sebagai pendidik saya cukup merasa prihatin akan beberapa kondisi siswa jaman sekarang. Banyak kasus anak yang menghiasi kolom berita. Kita beralih pada Hajat Besar Negeri ini, yakni Ujian Nasional. Situasi persiapan sudah dimulai terlihat dari berbagai segi dan telah disiapkan berbagai strategi. Namun jika melihat dari sisi siwa malah justru terlihat sebaliknya, sebagian dari mereka malah ada saja yang sering sibuk mengisi point pelanggaran, dari terlambat, membolos, nongkrong hingga merokok dikantin, bahkan yang paling mengejutkan adalah terlbatnya sebagian mereka pada minuman keras dan obat terlarang..
Form dalam Proposal dan Skripsi PPKn IKIP PGRI Semarang
Bagi adik-adik mahasiswa program studi PPKn di lingkungan IKIP PGRI Semarang terlebih yang sedang menyusun skripsi, kalian bisa men-download beberapa form sampul, halaman rekapitulasi bimbingan, halaman pengesahan, halaman persetutuan dan surat pernyataan keaslian, yang digunakan saat penyusunan proposal hingga skripsi.
Silahkan download...! [316 KB]
IBU, AKU TIDAK MAU JADI PAHLAWAN, AKU MAU JADI ORANG YANG BERTEPUK TANGAN DI TEPI JALAN
Hari
ini Selasa, 21 Januari 2014 saya mulai disibukan mengusun Administrasi Ujian
Nasional. Sembari mengetik daftar nama peserta Ujian Nasional saya jadi teringat
dengan kondisi sebagian anak di sekolah tempat saya mengajar ini. Nama-nama mereka
yang sering kali menjadi sosok utama dalam diskusi dengan sesama rekan guru itu
membuat saya cukup khawatir. Kadang mucul rasa pesimis itu, “lulus atau tidak
yah…?” Mereka yang kami (guru-guru) rasa tidak memiliki kemauan yang keras
dalam belajar dan kemampuan yang cukup dalam menghadapi Ujian Nasional semoga
saja diberi kemudahan, aamiin…. Alhamdulillah setelah membaca sebuah artikel
berjudul “IBU, AKU TIDAK MAU JADI PAHLAWAN, AKU MAU JADI ORANG YANG BERTEPUK
TANGAN DI TEPI JALAN” sedikit memberi semangat baru, membuka sudut pandang baru
dan sekaligus harapan baru.
Tulisan
berikut adalah artikel yang sama yang saya baca pada facebook Komunitas Ayah
Edi dan dishare ulang pada blog saya ini, semoga dapat menginspirasi semua rekan
yang membacanya terlebih bagi guru dan orang tua, selamat membaca...
Langganan:
Postingan (Atom)