Menjadi Guru Tidaklah Mudah

Sering kali profesi guru dipandang sebelah mata. Mata kita lebih silau dengan profesi lain semisal Dokter, Polisi, dan Pengacara. Tapi apakah kita ingat semua profesi di atas tak lepas dari peran seorang guru. Dulu dokter-dokter kecil, polisi-polisi kecil, pengacara-pengacara kecil  masih duduk dibangku sekolah gurulah yang membekali mereka dengan ilmu. Kalau ada yang mengatakan guru adalah profesi yang mudah adalah keliru.

Justru menjadi guru adalah profesi yang tidaklah mudah, penuh dengan tantangan. Didalamnya, dituntut pengabdian, dan juga ketekunan. Harus ada pula kesabaran, dan welas asih dalam menyampaikan pelajaran. Sebab, sejatinya, guru bukan hanya mengajarkan, tapi juga mendidik. Hanya orang-orang tertentu saja yang mampu menjalankannya. Namun tetap saja ada yang melihat guru adalah profesi yang serba mudah, mungkin itu terjadi karena masih terdapat guru yang kurang serius dalam profesinya dan itu yang mereka lihat.

Sebagai guru muda yang baru satu tahun berkarier saya merasakan sediri kalau profesi guru tidaklah semudah yang dibayangkan kebanyakan orang. Setidaknya banyak tantangan yang harus dihadapi guru. Berikut beberapa tantangan yang menurut saya akan dialami oleh seorang guru.


Tantangan Kompetensi
Pemerintah melalui  UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menegaskan guru setidaknya harus menguasai empat kompetensi keahlian. Pada pasal 8 menyebutkan kompetensi tersebut yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Kalau kita menelaah setiap point dalam empat kompetensi tersebut maka seabreg kemampuan harus dibenamkan pada sosok guru. Masih berpikir mudah?

Generasi Muda  yang Bobrok
Jika kita berkunjung disitus youtube lalu ketiklah kata "siswa SMA" pada bilah pencarian, apa yang akan Anda temui? Kita akan dihadapkan pada potret kecil kebobrokan generasi muda dewasa ini. Dari tawuran, miras, narkoba, seks bebas dan lain sebagainya. Pada kasus-kasus demikian gurulah yang mendapat sorotan. Ketidak mampuan mendidik guru sering menjadi kambing hitam, ketidak becusan guru sering menjadi aling-aling. Dari sudut pandang lain, jika dulu guru dipandang sebagai sosok yang patut disegani, dihormati, namun jaman sekarang Anda akan menemui siswa yang berkata, bersikap dan bertindak kurang sopan terhadap gurunya. Merubah mental dan perilaku bangsa tidaklah mudah, perlu kesungguhan tentunya.

Kemajuan Iptek dan Gaya Hidup
Teringat kala duduk di bangku Sekolah Dasar, melihat guru yang tangannya kotor oleh serbuk kapur tulis. Kalau ada siswa yang kurang memperhatikan atau bertindak mengganggu muka mereka akan berubah putih berbedak serbuk kapur, he.... Tapi sekarang 2013 lihat saja diruang kelas akan Anda temui LCD, Komputer yang terkoneksi  internet. Itu sebagian kecil perkembangan teknologi pendukung pembelajaran. Jadi kini guru dituntut menguasainya, tidak berhenti pada aktifitas pembelajaran yang menuntut penyesuai baru setiap saat. Dewasa ini informasi, administrasi sekolah misalnya masalah Ujian Nasional semuanya mengandalkan internet dalam pengurusannya.
Gaya hidup masyarakat dan siswa yang terus berkembang dan disini guru harus mampu menangani dan menyesuaikan. Tentu saja ini semua membutuhkan sosok guru yang fleksibel dan pembelajar sejati.

Harapan Besar Masyarakat

Bagi kita yang memutuskan diri untuk memilih kuliah di keguruan maka pada saat itu pula kita memutuskan untuk menanggung konsekuensi baru. Ingat guru adalah harapan kedua setelah orang tua terhadap kesuksesan masa depan seorang anak. Kegagalan seorang anak akan turut menyeret peran seorang guru. Bahkan kadang masyarakat terkesan melupakan kalau seorang guru bukanlah manusia setengah dewa. Mereka punya kehidupan seperti orang pada umumnya, memiliki masalah, memilki beban hidup, memiliki keluarga, yang tentunya perlu untuk diperhatikan pula.

Tulisan ini bukan bermaksud untuk menjadikan calon-calon guru atau guru-guru muda kecil hati dan patah arang. Justru ini adalah bentuk pemberian dukungan untuk guru-guru yang benar-benar mau bersungguh-sungguh berjuang menjadi seorang guru yang pantas disebut guru nantinya. Dan melalui tulisan ini pula saya ingin memberikan pandangan baru untuk mereka yang masih melihat sebelah mata. Orang tua, masyarakat, pemerintah dan siswa sudah sepantasnya menghargai profesi ini.
Jika pada jenis profesi lain Anda akan ditemukan pada sederet bentuk penghargaan. Ada berbagai macam award dan penghargaan yang ada di Indonesia diantaranya adalah Panasonic Global Award, SCTV Musik Award, Dahsyatnya Award, Indonesian Movie Aword, Festival Film Bandung, dan lain-lain. Apa Anda menemukan Penghargaan/ Award untuk guru? Belum jawabannya. Tapi tidaklah semegah itu yang diharapkan, namun lebih sebagai bentuk spirit untuk lebih berkarya dan mengembangkan diri.
Melihat menjadi guru tidaklah mudah maka sudah sepantasnya munculkan rasa syukur yang mendalam pada hati kita wahai bapak ibu guru. Jadikan profesi mulia ini sebagai jalan memberi kebaikan sesama sekaligus mendekatkan diri denganNya. Maka pesan terakhir tulisan ini mari berjuang bersama untuk benar-benar menjadi guru yang digugu dan ditiru.... Salam juang guru...!

Subscribe to receive free email updates:

4 Responses to "Menjadi Guru Tidaklah Mudah"