KIAT SUKSES KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

KIAT SUKSES KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


KAITAN EMOSI GURU DAN MURID

Bagaimana mengkaitkan emosi siswa dengan guru? Setelah sapaan "Selamat pagi anak-anak?" pada pembelajaran hari pertama tahun pelajaran, masuki dunia siswa dengan perkenalan yang bergairah dan penuh rasa empati. Selain nama siswa dan guru, hobi, lagu favorit, grup band favorit sampai buku-buku favorit pun dapat diapresiasikan.

Pada kesempatan ini segenap jiwa dan raga guru sedapat mungkin posisikanlah sebagai seorang teman bagi siswa. Pada proses pembelajaran sehari-hari, masuki dunia siswa dengan mencoba membuka kegiatan pembelajaran dengan mengaitkan materi pembelajaran, yang sudah ataupun yang akan dikaji, dengan pengalaman dan kehidupannya (contextual learning). Hal demikian perlu dilakukan agar antara guru dan siswa pada setiap tatap muka senantiasa terbentuk ikatan emosi.

Bukan Guru “BIASA”

Tulisan ini terlahir sesaat setelah teringat masa pembekalan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). Ada sosok Guru yang memberi inspirasi, meskipun maaf saya lupa namanya, yang terpenting apa yang beliau sampaikan tertanam dengan baik dibenak saya. Kurang lebih bagian itu adalah sebagai berikut:
·         Guru Biasa jika kita hanya memberi tahu
·         Guru yang Baik jika kita t’lah menjelaskan
·         Guru yang Lebih Baik jika kita dapat mendemonstrasikan
·         Guru yang Terbaik jika kita mampu memberi inspirasi

Dari situ saya beranikan diri untuk menjadikan beliau sebagai bukan guru biasa. Tanpa saya sadari semua itu mulai memberi spirit baru untuk lebih mempersiapkan diri menjadi guru. Saat itu saya masih tercatat sebagai mahasiswa keguruan semester 6. Alhamdulillah semasa PPL saya dipertemukan kembali dengan guru sederhana berjuta inspirasi. Untuk guru yang satu ini Alhamdulillah masih ingat namanya. ‘Pak Joko’ itu panggilan yang sering kali saya dengar ketika siswa-siswa memanggil beliau.
 Berawal dari beliaulah saya mencintai profesi sebagai guru. Dari beliau pula saya belajar bagaimana melihat siapa sebenarnya guru itu, lalu siapakah siswa itu sesungguhnya di mata guru.